ULASAN BUKU BEAUTY AND SADNESS KARYA YASUNARI KAWABATA
Identitas buku:
judul buku: beauty and sadness
pengarang buku: yasunari Kawabata
penerjemah: zulkarnaen ishak
penerbit: immortal publisher
ISBN: 976-602-1142-89-9
halaman: 248 halaman
cover: soft cover
harga: RP. 55.000
Yasunari Kawabata yang lahir di Osaka pada 14 Juni 1899 dan meninggal di Zushi, Kanagawa pada 16
April 1972. Ia merupakan adalah seorang novelis asal Jepang yang prosa liriknya
membuat ia memenangkan Penghargaan Nobel dalam Sastra pada 1968. Ia menjadi
orang Jepang pertama yang memperoleh penghargaan dalam penulisan novel sastra.
Karya-karyanya hingga kini masih dibaca bahkan di dunia internasional masih
cukup sering dibahas. Dengan gaya yang tenang dan lembut serta sentuhan budaya
jepang yang sangat kental membuat karyanya sangat menarik. Salah satu karya
yang akan dibahas pada kesempatan kali ini adalah novel yang berjudul beauty
and sadnesss sebuah karya dari Kawabata yang pertama kali terbit pada tahun
1964 yang menjadi karya terakhirnya sebelum ia memutuskan untuk bunuh diri yang
tak diketahui sebabnya pada tahun 1972.
Oki taishiro ingin menghabiskan tahun barunya dengan melihat
lonceng di Kyoto, ia tergerak pergi kesana mengingat ada seseorang yang
merupakan bagian masa lalunya yaitu ueno otoko. Jika oki merupakan seorang
novelis maka otoko adalah pelukis yang cukup terkenal. Kisah terlarang antara
oki dan otoko di masa lalu menjadi salah satu karangan oki yang paling laris,
dalam tahun-tahun selanjutnya oki dan keluarganya hidup dengan royalti dari aib
hidupnya sendiri. Setelah 24 tahun berlalu banyak pula karakter yang ikut
campur dalam reuni cerita antara oki dan otoko. Ditambah dengan hadirnya murid
semata wayang otoko yaitu keiko yang “mencintai otoko” menjadikan kisah yang
mencoba untuk terulang menjadi semakin berkelit dengan kenyataan yang kejam
sampai Tak disangka, dua insan yang berkelindan masa lalunya masih saling
menyimpan rasa selang 2 dekade berlalu. Dengan
penutup masa lalu yang tragis kini mereka berdua sekali lagi berjalan menuju
kehancuran.
Bukan pertama kalinya pengulas membaca karya dari Kawabata,
sebelumnya pengulas juga pernah membaca karyanya yang lain yaitu deru gunung
sekitar 2 tahun silam. Dengan kesepian yang sama ia mencoba membangun cerita
dengan nuansa khas jepang yang begitu tenang. Cara Kawabata mengungkapkan karakternya
begitu perlahan dan rapih. Sesekali ia sematkan kejutan kecil dalam narasi yang
ia ciptakan. Ia menelanjangi karakter dalam novel ini dengan tempo yang lambat
yang seperti ciri khasnya yaitu menggambarkan dunia yang penuh nafsu dengan
alur yang lembat. Dengan alur maju
mundur yang cukup lambat membuat pembaca tenggelam dengan kisah oki dan otoko. Novel
setebal 248 halaman ini memiliki akhir cerita yang terpotong begitu saja, entah
ini tujuan pengarang untuk mempermainkan imajinasi tentang akhir cerita yang
disajikan ataukah ada maksud lainnya. Ini seperti pengarang ingin menyatakan
silakan tafsirkan sendiri tingkat tragis pada akhir cerita ditangan pembaca.
Kelebihan novel ini ialah pemanfaatan alur yang tenang sedangkan
karakter yang membentuk dunia dalam novel ini begitu bernafsu sehingga
menampilkan kesan yang unik bagi pembaca dan kekurangan dari novel ini ialah
bagian penutup yang seakan tergesa-gesa untuk diakhiri padahal bagian
penutupnya dirancang dengan menyakitkan.
Adapun hikmah yang bisa diambil dalam novel ini ialah: beberapa
masa lalu memang harus tetap menjadi masa lalu, jika suatu saat kenangan akan
masa lalu menyeruak dalam diri hal yang bisa dipilih adalah kembali dan
mengakhirinya untuk selamanya, ataukah kembali dengan kisah yang sama dengan
akhir cerita yang berbeda.
Novel ini sangat
direkomendasikan untuk penyuka genre romantis dengan akhir yang tidak bahagia. Salah
satu kutipan yang begitu melambangkan dalam novel ini ialah:“ waktu dan sungai
mereka sama-sama tidak bisa kembali ke belakang”.
Semoga ulasan ini bermanfaat dan menambah khazanah keilmuan tentang
literasi khususnya di bidang kesusastraan, tetap gemar membaca karena membaca adalah
sarana petualangan yang melintasi ruang dan waktu. Sampai jumpa pada ulasan selanjutnya!.
Komentar
Posting Komentar