ULASAN BUKU SANG GURU PIANO KARYA ELFRIEDE JELINEK
Identitas buku:
judul buku: sang guru piano
pengarang buku: elfriede jelinek
cover: soft cover
cetak: cetakan pertama, Januari 2006
penerjemah: arpani harun
penerbit: kepustakaan populer gramedia
jumlah halaman: 293
ISBN: 979-91-0041-0
harga: Rp. –
judul buku: sang guru piano
pengarang buku: elfriede jelinek
cover: soft cover
cetak: cetakan pertama, Januari 2006
penerjemah: arpani harun
penerbit: kepustakaan populer gramedia
jumlah halaman: 293
ISBN: 979-91-0041-0
harga: Rp. –
Elfriede jelinek, seorang penulis
wanita berkebangsaan Austria yang lahir pada tanggal 20 oktober 1946. Ia mendapatkan
penghargaan nobel pada tahun 2004 dengan komentar dari akademisi swedia : "untuk
aliran suara musikalnya dan kontra-suara dalam novel-novel dan drama-drama yang
dengan kemampuan linguistik yang luar biasa menampilkan kerancuan keadaan
masyarakat dan kekuatan di sekitar mereka". Salah satu karyanya yang
paling terkenal adalah sang guru piano yang pertama kali diterbitkan pada tahun
1988 dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia pada 2006 atas dasar kerjasama Indonesia
dengan kedutaan besar Austria. Aliran kepenulisannya ialah feminisme serta
kritik sosial, dan buku sang guru piano inilah yang akan diulas pada kesempatan
kali ini.
cerita dimulai dengan hadirnya erika
kohut, seorang profesor musik dengan alat musik piano yang sehari-harinya
mengajar di konservatori wina, Bergelut dengan cantiknya nada dan tarian tuts
piano yang menyesuaikan dengan partitur musik klasik. Ia merupakan seorang
perawan tua berusia 38 tahun yang tinggal bersama ibunya. Ditengah rutinitasnya
yang bergelut dengan not angka dan nada dengan tampilan luar yang begitu
sempurna sebagai profesor musik di siang hari, ia memendam hasrat yang menjijikkan
yang mulai tampak saat malam tiba dimana ia menyusuri kota wina yang begitu
muram, menjelajah gang-gang kumuh untuk menyaksikan pertunjukan seksual
sadomasokis dan peeping show. Ditambah lagi semakin rumitnya hasrat erika karena
pertemuan dan hubungan yang dijalani dengan walter klemmer, seorang remaja
berusia 18 tahun yang begitu menarik dan tampan. Segala kerumitan hasrat yang
terpendam dan pikiran yang menjijikkan dari jiwa yang rusak siap menggugah
pembaca.
Buku ini memiliki alur bolak-balik
antara masa lalu, masa kini dan renungan dalam pikiran erika kohut itu sendiri.
Diceritakan oleh ketiga dengan gaya penceritaan yang tidak biasa dimana
seringkali berganti dengan kata “dia” yang merupakan pikiran dalam diri erika. Konflik
yang ditawarkan langsung saja disodorkan pada halaman-halaman awal tanpa
memberi waktu bagi pembaca untuk beristirahat.
Latar belakang kota wina yang kumuh
dan menyedihkan pada tahun 1930 an menjadi daya tarik tersendiri dalam buku ini
yang ditambah dengan gambaran sulitnya kehidupan imigran asal turki yang
mencoba untuk tetap bertahan hidup.
Terjemahan yang ditampilkan memang
cukup menyulitkan pembaca awam, hal ini dikarenakan pola kosa kata yang ada di
jerman memang sulit dan selalu memiliki bahasa yang tegas serta penuturan
cerita dari karangan aslinyapun memang sangat rumit untuk menambah rasa
tersiksa pembaca dalam menyelesaikan buku ini.
Penokohan dalam buku ini merupakan
hal yang paling saya kagumi dalam buku ini, bagaimana tidak seorang erika kohut
yang begitu sempurna dalam musik memiliki sisi lain yang begitu menjijikkan
dikarenakan tekanan dan siksaan ibunya yang “depresi” tiada henti mendera
erika, sampai pada satu titik erika berubah dan kehilangan kendali atas dirinya
sendiri.
Gaya bahasanyapun begitu kelam,
begitu tegas tanpa sensor atau penuturan apapun dijelaskan dengan keras entah
itu gambaran seksual maupun gambaran siksaan fisik dan mental yang diderita
oleh sang tokoh utama. Jika sastra selalu dikaitkan dengan keindahan maka hal
itu keliru besar dengan hadirnya buku ini. Begitu kejam, menjijikkan, menyiksa
dan begitu menggugah.
Makna yang didapat dalam buku ini ialah bahwa manusia bukan robot
yang dapat diperlakukan sesuai kehendak hati, melainkan ia punya kemerdekaan
individu didalamnya serta perlunya kita bernegosiasi dengan lingkungan kita (teori
adaptasi Paulo freire) agar dapat mempertahankan keberadaan kita ditengah
perbedaan yang begitu mengikat.
Kesimpulan dalam buku ini adalah buku yang wajib dibaca bagi
kalangan dewasa yang menyukai alur cerita yang kelam, genre erotis yang tragis.
Kata yang kelam dengan suasana yang begitu kering menambah ketertarikan buku
ini untuk dibaca.
Sampai jumpa dalam ulasan selanjutnya, tetap rajin membaca dan
semoga semakin bijaksana dalam menghadapi kehidupan.
Komentar
Posting Komentar